Jumat, 22 November 2013

Pengaruh Istri Sholeha

بسم الله الرحمن الرحيم

Abu Bakr Ahmad bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri seorang qodhi madzhab maliki (wafat 333 H) menyebutkan dalam kitabnya al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm:Dari Kholid bin Yazid, ia berkata:

Hasan al-Bashri berkata:
"Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu 

 pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli baju dari pedagang yang lain. Dua tahun setelah itu aku haji dan aku ketemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu aku tanya kepadanya: "bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?",

ia menjawab : "iya benar",
aku tanya lagi: "apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!" iapun bercerita: "dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rejeki, ia meremehkannya dan jika aku datang kepadanya dengan rejeki yang banyak ia menganggapnya sedikit. 

Lalu Alloh mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. 

Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata: "wahai suamiku, bertaqwalah kepada Alloh, jangan engkau beri makan aku melainkan dengan yang thoyib (halal), jika engkau datang kepadaku dengan sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)."

Lihat kitab: al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki (W. 333H), Muhaqqiq Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Aalu Salman, penerbit: Jumiyyah at-Tarbiyyah al-Islamiyyah (Bahrain - Ummul Hafsh) Daar Ibnu Hazm (Beirut - Lebanon) Tahun terbit 1419 H.
>>> http://hijabers.abatasa.co.id

Rabu, 19 Juni 2013

KONSEP MENIKAH KARENA ALLAH

Sungguh indah sekali menikah karena Allah itu
Sungguh indah sekali menikah tanpa pacaran itu
Sungguh indah sekali mencampakan yang haram dan memilih yang halal itu

Menikah dengan seseorang yg jauh-jauh hari belum kita ketahui, tidak pernah kita tau sebelumnya, yang kita tidak tau apakah kita akan menyukainya atau tidak.

Namun disitulah hikmah penyerahan diri kepada Allah, saat keinginan- keinginan dan ketidak-inginan terhadap sesuatu tunduk dalam sebuah perintah, saat idealita, harapan, kecemasan, dan emosi melebur dalam sebuah keyakinan..

Saat sebagian besar alasan paling kuat laki*laki menikahi wanita karena hartanya, lalu karena nasabnya, kemudian karena kecantikannya, dan yang sedikit sekali karena din*nya, maka pilihan yg dijatuhkannyapun sesuai anjuran rosulnya yaitu memilih karena Din*nya

Sungguh indah sekali menikah karena Allah itu
Sungguh indah sekali menikah tanpa pacaran itu
Sungguh indah sekali mencampakan yg haram dan memilih yg halal itu

Sungguh cara ini tidak bisa dicapai, kecuali oleh orang-orang yang yakin bisa mencapainya, pada orang-orang-orang dengan tingkat penyerahan diri (muslim)