Bissmillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Rahmat dan keselamatan dan kesejahteraan selalu tercurah kepada hamba dan utusan Allah Muhammad Saw dan keluarganya.
#future wife
Bagiku ini adalah salah satu momen terbaik dalam hidupku, sebuah wilayah baru yang baru saja ku jejakkan kakiku, karena ketentuanNya lah aku seberani ini, karena ketetapanNya lah aku sejauh ini, mengumpulkan keberanian, dan melepaskannya saat aku lakukakan hal ini.
...
Bersediakah kamu menjadi istriku?,
saling mengingatkan tentang status penghambaan kita kepada sang Ma'bud, saling menguatkan dalam keimanan, saling mendukung dalam menjalankan perintah dan larangan Allah serta RosulNya dengan status mukhlis, dan bersungguh-sungguh dalam barisan itu dalam keadaan mukhlis, dan bersama-sama mencapai derajat mutaqin.
Bersediakah jika..
Aku berharap kamulah jawaban do'a ku, kamu kekuatan tambahan dalam langkah ini, kamu bagian amal sholehku, dan kamu adalah pendamping dalam perjuangan ini.
Aku berharap kita akan menjadi orang tua bagi anak-anak yang lucu, yang sholeh, dan orang tua dari anak-anak yg mutaqin.
Aku tau itu tidak mudah tapi aku yakin itu bukanlah hal yang mustahil,
Perlu beberapa langkah mencapai tujuan akhir, dan langkah selanjutnya adalah melangkah bersamamu.
Bersediakah jika
Kamu melangkah bersamaku...
#future parent-in-law
Abi/Umi...
Saat saya berpikir dan tergerak hati ini, saya yakin ini adalah bagian dari sebuah ketentuanNya, bagian dari kehendakNya, dan bagian dari yang telah direncanakanNya,
Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan adalah bagian dari ikhtiar saya untuk menunjukan keseriusan saya menikahi putri abi/umi, yang tentu saja semua keputusan ada pada abi/umi dengan izinNya.
Namun sebelum itu izinkan saya menyampaikan beberapa hal terkait hal ini
Pernikahan bagi saya adalah sebuah jalan hidup yang harus dilalui, karena pernikahan adalah sebuah ibadah sunah yang telah Rosulullah ajarkan, sebuah fitrah manusia yang Allah ciptakan secara berpasang-pasangan, menyukai lawan jenis, dan Allah mengaturnya melalui jalan pernikahan.
Pernikahan bagi saya seperti perjalanan sebuah kapal yang berlayar dilautan, menuju suatu tujuan.
Dimana hal yang pertama bagi saya adalah kesamaan tujuan, seperti halnya hamba Allah, yang beriman, dan mengamalkan syariat Islam dengan bersunguh-sungguh dengan kesadaran keikhlasan untuk mencapai ketaqwaan, maka saya berharap bercita-cita bahwa hidup ini adalah bagaimana mendapatkan Ridho Allah dan keselamatan di hari akhir. Maka jelaslah kemana sebuah pernikahan ini akan diarahkan
Abi/Umi...
Saya tidak menjanjikan apa-apa, kecuali saya hanya akan berusaha menjadi imam yang baik, dan imam yang baik perlu makmum yang baik juga, dan dengan izin Allah, saya yakin putri Abi/Umi adalah makmum yang baik bagi saya.
Saya tidak menjanjikan dia akan selalu tersenyum, saya tidak bisa memastikan dia tidak akan menangis, tapi saya akan memastikan dia dalam ketaatan kepada Allah dan RosulNya, meskipun itu harus membuat dia menangis dan tidak tersenyum.
Karena dengan ketaatan kepada Allah dan RosulNya kami akan bahagia selamanya.
Jika Abi/Umi...
memperkenan saya, maka itu adalah bagian dari ketentuanNya dan kalaupun tidak maka itu juga adalah ketentuanNya.
Dan semua ketentuan Allah itu adalah hal terbaik.