walau mulut ini terdiam, namun hatiku bersemi seperti taman ini |
perjalanan ini membuatku banyak menerima sesuatu, memilihnya, kemudian menggunakannya
mempelajarinya setelah itu bersikap, memberi setelah itu belajar,
dan memikirkan kemudian mensyukurinya
dan hal terpenting adalah mewujudkannya setelah meyakininya
adakah yang terbaik dari sesuatu, selain hal itu bermanfaat, adakah yang terbaik dari sesuatu selain dari kebenaran
adapun rasa sungguh terlalu panjang untuk diurai, terlalu rumit untuk dipikirkan, dan begitu luas untuk ditampung oleh sebuah hati.
Dan saat sebuah hati tidak dapat lagi menampung rasa itu, maka mulutlah yang mungkin melakukannya
maka saat mulut inipun tak mampu meneruskan maksud hati
maka tak ada lagi cara untuk meneruskan perkataan hati, selain membuktikannya dengan jalan yang benar
aku pernah berfikir bahwa seorang pecundanglah yang tidak mampu berterus terang tentang perasaannya
mungkin itu benar, tapi tidak menyampaikanya melalui mulut bukan berarti tidak berterus terang,
bukankah hati telah terlebih dahulu merasakanya
atau bukankah sikap telah mendahului lidah
dan bukankah sebuah penilaian telah mendahului semuanya
dan itulah keterusterangan
apalah arti sebuah kata yang terucap
namun tidak terbukti
apalah arti keterusterangan melalui lidah
jika tak sampai pada perbuatan
bukankah hal itu namanya omong kosong
aku memang hanya bisa terdiam saat melihatmu
walaupun sebenarnya hati ini tidak bisa begitu
namun itu hanya bisa kulakukan
walau sebenarnya aku ingin hanya sekedar menyapamu
tidak mudah menyatakan sesuatu dengan lidah, apalagi kalau sesuatu itu hal yang indah
namun beruntunglah orang yang bisa mengendalikan lidahnya
karena lidah adalah langkah pertama suatu kenyataan dan hanya akan berarti jika diikuti langkah kaki dan tanganmu
Maha Suci Allah yang telah membuat mulut ini terdiam saat melihatmu
Maha Suci Allah yang bisa membuatku berkata tentang kebenaran...
Aku berlindung kepadaNYA dari kesalahan lidahku,
aku berlindung kepadaNYA dari hal yang membuat Dia tidak meridhoiku