![]() |
| walau mulut ini terdiam, namun hatiku bersemi seperti taman ini |
perjalanan ini membuatku banyak menerima sesuatu, memilihnya, kemudian menggunakannya
mempelajarinya setelah itu bersikap, memberi setelah itu belajar,
dan memikirkan kemudian mensyukurinya
dan hal terpenting adalah mewujudkannya setelah meyakininya
adakah yang terbaik dari sesuatu, selain hal itu bermanfaat, adakah yang terbaik dari sesuatu selain dari kebenaran
adapun rasa sungguh terlalu panjang untuk diurai, terlalu rumit untuk dipikirkan, dan begitu luas untuk ditampung oleh sebuah hati.
Dan saat sebuah hati tidak dapat lagi menampung rasa itu, maka mulutlah yang mungkin melakukannya
maka saat mulut inipun tak mampu meneruskan maksud hati
maka tak ada lagi cara untuk meneruskan perkataan hati, selain membuktikannya dengan jalan yang benar
aku pernah berfikir bahwa seorang pecundanglah yang tidak mampu berterus terang tentang perasaannya
mungkin itu benar, tapi tidak menyampaikanya melalui mulut bukan berarti tidak berterus terang,
bukankah hati telah terlebih dahulu merasakanya
atau bukankah sikap telah mendahului lidah
dan bukankah sebuah penilaian telah mendahului semuanya
dan itulah keterusterangan
apalah arti sebuah kata yang terucap
namun tidak terbukti
apalah arti keterusterangan melalui lidah
jika tak sampai pada perbuatan
bukankah hal itu namanya omong kosong
aku memang hanya bisa terdiam saat melihatmu
walaupun sebenarnya hati ini tidak bisa begitu
namun itu hanya bisa kulakukan
walau sebenarnya aku ingin hanya sekedar menyapamu
tidak mudah menyatakan sesuatu dengan lidah, apalagi kalau sesuatu itu hal yang indah
namun beruntunglah orang yang bisa mengendalikan lidahnya
karena lidah adalah langkah pertama suatu kenyataan dan hanya akan berarti jika diikuti langkah kaki dan tanganmu
Maha Suci Allah yang telah membuat mulut ini terdiam saat melihatmu
Maha Suci Allah yang bisa membuatku berkata tentang kebenaran...
Aku berlindung kepadaNYA dari kesalahan lidahku,
aku berlindung kepadaNYA dari hal yang membuat Dia tidak meridhoiku








Sebagaimana tercantum dalam ayat, ketika seseorang muncul dalam bentuk seorang teman dan mengeluarkan ajakan yang buruk "Ikutlah kepada kita, jalan yang benar" orang yang sebenarnya sedang digoda diharapkan masuk perangkap setan yang ditujukan untuk memujudkan mencapai tujuannya. Hal Ini ditetapkan sebagai berikut dalam ayat 38 dari QS An-Nisa, “Dan barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu teman yang seburuk-buruknya. (QS. 4:38)”. orang-orang yang Beriman harus berhati-hati untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap tipu daya setan dan tahu semua perintah yang dikeluarkan oleh Allah. Karena orang-orang beriman bertindak dalam pengetahuan bahwa semua panggilan datang dari Allah dan melihat kebaikan dan keindahan yang besar dalam hal ini, Mereka menyadari bahwa mereka sedang diuji pada saat itu dan memilih jalur selaras dengan Al Qur'an. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak sengaja melompat ke sebuah lubang di jalan atau masuk ke dalam amukan api, sehingga orang harus tidak menghiraukan bisikan-bisikan setan yang tidak pernah menyadari telah berjalan menyusuri jalan ke neraka yang telah mengundangnya.